Sabtu, 30 April 2016

Jember City Carnival

Dini hari sebelum subuh kupacu mobil kesayangku menuju jogja mengejar penerbangan pagi tanggal 23 April 2016, yah aku mengejar penerbangan menuju surabaya untuk konekting menuju jember. Kota dijawa timur ini merupakan pertama kalinya aku menuju kesana untuk memenuhi undangan dari sahabat lamaku pak syakur untuk berbagi ilmu tentang teknis penyusunan anggaran dan perencanaan. Pak syakur yang terkenal di kalangan taman teman perencanaan dengan jamu sehat lelaki pak kumis ini mengajak aku untuk berdiskusi dengan para pejabat di lingkungan IAIN Jember tentang perencanaan.
45 Menit pernerbangan menuju surabaya di warnai dengan sport jantung, karena ada delay dengan alasan teknis. Jiyannn pesawat ATR dengan cap kepala singa ini mengabarkan ditundanya dengan batas waktu yang tidak jelas, padahal pesawat menuju jember dari surabaya jam 8.55 WIB, parahnya lagi pesawat menuju jember tidak satu terminal dan tidak satu maskapai dengan pesawat yang dari jogja.
Turun di surabaya dengan langsung cuss naik ojek dengan pesanan khusus ngebut, alhamdulillah belum terlambat, masih bisa ngopi di longe garuda tapi tanpa bisa ngebul, karena longe di lantai satu gak ada smoking arenya. Sambil nahan kecul dan kantuk mulai datang mengantarkan aku terbang menuju jember. Hufffttt baru mulai tidur ternyata pesawat sudah siap siap landing.
DIbandara jember pak syakur sudah menanti dengan segelas kopi di kantin bandara, lumayan bisa buat ngilangin ngantuk ama kecut nahan gak ngerokok.
Diskusi dengan para pejabat baru dilingkungan IAIN Jember lumayan panjang dari siang sampai malam, berbagai macam topik dibahas, sampai sampai yang bukan hal perencanaan didiskusikan. Alhamdulillah aku dapat berbagi ilmu lagi, semoga bermanfaat buat para pejabat di lingkungan IAIN Jember.
Terima kasih pak syakur, mas tri, mas syahrul dan semua pejabat di lingkungan IAIN Jember, atas sambutannya yang luar biasa, sampai sampai pulang dibawain pak kumis buat mas sigit yang sudah inden duluan ama pak syakur. Semoga next time bisa berdiskusi lagi dengan topik yang baru.

Galeri Perjalanan Jember

Jumat, 29 April 2016

Menikmati Senja di Bumi Minang

Pesawat Garuda siang ini Rabu 27 April 2016 membawa aku kembali mengunjungi tanah minang dengan agenda yang tentunya berbeda dari kunjungan kunjunganku yang lalu. Ada sedikit resah sebenarnya pada perjalanan saat ini, kondisi fisik sedang tidak begitu fit dan beberapa agenda yang direncanakan untuk dievaluasi di pertemuan ini tidak dapat hadir dan tidak ada yang mewakilinya. Agenda evaluasi kegiatan sorong yang tertunda evaluasinya saat ini pasti nanti akan mengeser agenda agenda yang lain.




Hotel pangeran beach yang terletak di pingiran laut dengan view lautnya yang cantik menyambut kami untuk beristirahat menjelang malam untuk dimulainya acara. Kebetulan aku mendapatkan kamar yang langsung view pantai yang indah dari lantai 3. Senja yang merona merah dibibir pantai itu membawa lamunanku kembali kekampung halamanku di pesisir laut selatan sana. Memory masa kecil menari nari dialam bayanganku menyuguhkan wajah wajah yang aku rindukan selama ini hadir mengisi ruang ingatanku. Bapak yang sudah tenang dialam sana, yang selama ini menjadi figur dalam jiwaku, Ibu yang tegar mengarungi kehidupan single parent menghidupi 6 orang anaknya menjadi acuan dalam perjuanganku mengarungi kehidupanku bersama istri dan ketiga anakku, seolah hadir menemaniku menikmati senja yang indah di bumi minang ini.

Malam hari setelah pembukaan oleh wakil rektor 2 IAIN Padang, langsung action kegiatan, diawali oleh Prof Isom Sekretariat Setditjen PENDIS sebagai key note speaker menyampaikan beberapa informasi terkini dan catatan penting yang harus dilakukan oleh tim langsung disambut dengan diskusi pertama yang memanas dengan saling mengkaitkan landasan hukum yang menjadi pijakan untuk melangkah menyusun dan mereviu dokumen yang ada. Tidak terasa tim berdiskusi sampai jam 23.30 WIB yang dengan terpaksa diskusi harus dihentikan untuk dilanjutkan pagi hari.

Agenda lanjut pagi hari di tanggal 28 April 2016 sampai menjelang siang diruang rapat hotel pangeran beach. Rasa penat dan lelah menjadi faktor yang berat untuk dilawan, akhirnya atas dasar kesepakatan kita coba melakukan hal yang belum pernah dilakukan oleh kami. Rapat outdoor.
Ternyata asik juga disamping bisa ngebul terus waktu rapat, suasana berbeda ini yang menjadi vitamin buat kita untuk lebih meningkatkan gairah dalam menyelesaikan pekerjaan.Ditambah minumnya teh talua yang kata bangfu itu minuman para bangsawan. Selain nikmat dan mengembalikan stamina katanya dapat meningkatkan gairah suami istri, tapi ini katanya ya, kalau mau lebih detail tanyakan langsung ama orang padang atau bangfu aja langsung ya, aku soalnya baru mau akan membuktikan... ha..ha...

Sore hari sekitar pukul 4 sore akhirnya tuntas pada topik bahasan yang direncanakan, dan akan kembali membuka topik baru untuk malam nanti.
Sore ini, kembali mata ini mendapatkan nikmat yang luar biasa dari pemandangan yang sangat indah. Ya.. sore itu aku bersama tim taskforce sedang melaksanakan giat pra FGD untuk menyiapkan bahan, dan konsep kegiatan di Mataram nanti. Dari Sore sampai tengah malam bahan di olah dengan berbagai macam dokumen pendukung,




Agenda kembali dari pantai kata padang pariaman menuju hotel ternyata gak berjalan mulus. perbaikan jalan mengakibatkan buka tutup jalur mengakibatkan kami harus lebih lama berada di jalan, dan berlama lama menunggu antrian untuk melintasi jalan yang sedang di perbaiki.
Tapi disinilah aku kembali mendapatkan pemandangan yang luar biasa, pemandangan yang indah menurut aku, sebuah pemandangan yang mengetuk nuraniku untuk lebih bersyukur atas nikmat dan karuniaNya.



Lelah dan bosan berada di dalam kendaraan sedikit demi sedikit beralih kerasa lega karena perlahan lahan kendaran mulai bergerak, walaupun dengan tersendat sendat, gak tahu gimana rasanya teman yang duduk dikursi belakang. kayaknya kayak di kocok, macam teh talua yang di minum siang tadi di pantai.
Laju kendaraan kembali normal menuju kampus IAIN Padang, kampusnya juragan jengkol, setelah solat maghrib dimasjid kampus kami bergerak menuju kantor bangfu untuk menguasai ruanganya.. ha..ha...
Sedikit waktu untuk beramah tamah dengan penghuni rektorat dan menguasai kantor bangfu minus minum kopi, kendaraan bergerak kembali menuju hotel dengan terlebih dahulu mampir pusat oleh oleh untuk bekal buka pintu di rumah masing masing.
Sampai di hotel, tanpa berganti baju apalagi mandi, lanjut makan malam dan menyelesaikan diskusi, walaupun sebelum diskusi oleh wakil rektor 2 IAIN Padang acaranya udah ditutup. Terima kasih all tim, terima kasih bangfu bersama tim perencanaan IAIN Imam Bonjol Padang. Sukses selalu buat kita. Amiin


Minggu, 17 April 2016

Perjalanan ke Ambon [ Pantai Liang ]


Bulan November 2015, aku dapat kesempatan mengunjungi wilayah Indonesia bagian Timut (WIT), ya.. perjalanan yang lumayan panjang dari solo. Kota yang terkenal dengan sebutan ambon manise dan dengan selogan ambon city of music ini menjadi daerah kunjunganku di bulan itu dalam rangka FGD Perencanaan PTKIN. Output kegiatannya nanti ya aku ceritakan di kesempatan yang lain, karena tiba tiba aku teringat keindahan pantai liang yang saat itu aku datangi disela sela kesibukan kegiatan FGD di jantung kota ambon ini. Ingatan ku melayang kembali ke bulan november 2015 saat menikmati keindahan pantai liang gara gara ada ulasan tentang pantai ini di salah satu tv swasta.

Pantai Liang terletak 40 km dari pusat Kota Ambon. Kita bisa naik ojek atau menyewa angkutan umum untuk menuju kesana. Ombak di pantai ini tidak terlalu besar sehingga cocok untuk bermain air. Jika tak ingin basah, Anda bisa berjemur di pasirnya yang landai. Selain itu, deretan pohon rindang yang berjajar di tepi pantai bisa Anda gunakan untuk berteduh sambil menikmati kuliner setempat.
Pantai yang juga disebut Pantai Hunimua ini pernah dinobatkan oleh PBB sebagai pantai terindah di Indonesia pada tahun 1991. Tentu hal ini bukan tanpa alasan, tempat wisata di Ambon ini memiliki hamparan pasir putih dipadu dengan air jernih kebiruan yang membuat Anda tak pernah bosan menikmati keindahannya. Pantai Hunimua lebih dikenal dengan nama Pantai Liang karena pantai ini terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku
Memasuki obyek wisata Pantai Liang, Anda akan disambut oleh pasir putih yang berkilau terkena sinar matahari, seakan menjadi pintu masuk menuju kecantikan gradasi air laut yang biru. Sangat menggoda untuk berenang ataupun sekedar bermain air. Jika Anda hobi fotografi Anda bisa meluapkan hobi Anda di sini karena setiap sudut pantai sangat indah untuk diabadikan. Di pinggiran pantai terdapat pohon-pohon yang rindang, yang bisa Anda manfaatkan untuk beristirahat sejenak. Di pantai ini memang belum banyak tersedia fasilitas olahraga air seperti di Bali atau Lombok. Namun kecantikan alami Pantai Liang tidak kalah dengan pantai-pantai di pulau lainnya.
Pantai di Ambon memang sudah tidak di ragukan lagi keindahannya. Walaupun jumlah kunjungan wisatawan tidak seramai pulau Bali atau Lombok namun alasan inilah yang membuat Ambon ada nilai plusnya. Betapa tidak, keaslian pantai-pantai di Ambon masih sangat terjaga, walaupun masih minim fasilitas, namun tidak sedikitpun mengurangi keindahan pantainya.
Pantai Liang akan menjadi salah satu favorit kamu Jadi kamu yang tidak terlalu menyukai keramaian dan ingin menyendiri, tapi kalau hari libur dari cerita penduduk setempat yang berjualan di sekitar pantai, pantai liang akan di kunjungi banyak orang dari pagi sampai sore.

Kembali ke Malang [ GAP (Gender Analysis Pathway) ]

Analisa Gender adalah proses yang dibangun secara sistematis untuk mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang didalam pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa.
Metode didalam teknik analisis gender adalah Model GAP (Gender Analysis Pathway) atau Alur Kerja Analisis Gender (AKAG). Model GAP adalah alat analisis gender yang dikembangkan oleh BAPPENAS yang dapat digunakan untuk membantu para perencana dalam melakukan pengarusutamaan gender dalam perencanaan kebijakan, program, proyek dan atau kegiatan pembangunan.
Analisis kebijakan responsif gender bertujuan untuk menganalisis kebijakan pembangunan yang ada dengan menggunakan data pembuka wawasan yang dipilah menurut jenis kelamin (lelaki dan perempuan) dan data gender digunakan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender issues). Dengan menggunakan GAP para perencana kebijakan program, proyek kegiatan dapat mengidentifikasi kesenjangan gender dan permasalahan gender sekaligus menyusun rencana kebijakan / program / proyek / kegiatan yang ditujukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan gender tersebut.
Beberapa istilah yang harus dipahami dalam melakukan analisis, diantaranya :
  • Gender adalah konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.
  • Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut.
  • Keadilan Gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan.
  • Data Terpilah adalah nilai dari variabel-variabel yang sudah terpilah antara laki-laki dan perempuan berdasarkan topik bahasan/hal-hal yang menjadi perhatian.
  • Data Kuantitatif adalah nilai variabel yang terukur.
  • Data Kualitatif adalah nilai variabel yang tidak terukur dan sering disebut atribut.
  • Responsif Gender adalah kebijakan/program/kegiatan yang sudah memperhitungkan laki-laki dan perempuan.
  • Perencanaan adalah suatu upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, melalui pemilihan alternatif tindakan yang rasional.
  • Perencanaan Kebijakan adalah perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah, dan lembaga negara secara menyeluruh untuk menyusun kebijakan jangka menengah (setiap lima tahun), atau jangka pendek (setiap tahun) yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintahan nasional dan pemerintahan daerah (propinsi, kabupaten/kota) berdasarkan atau mengacu pada Rentra.
  • Perencanaan Program adalah perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga negara secara menyeluruh untuk menyusun rencana kegiatan jangka menengah dan jangka pendek (setiap tahun), yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintahan nasional dan pemerintahan daerah (propinsi, kabupaten/kota), berdasarkan atau mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan.
  • Perencanaan Kegiatan adalah perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga negara secara menyeluruh untuk menyusun rencana kegiatan jangka menengah dan jangka pendek (setiap tahun), yang dibutuhkan bagi penyelenggaraan pemerintahan nasional dan pemerintahan daerah (propinsi, kabupaten/kota), berdasarkan atau mengacu pada program yang telah ditetapkan.
  • Akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu.
  • Peran adalah keikutsertaan atau partisipasi seseorang/kelompok dalam suatu kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan
  • Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil keputusan.
  • Manfaat adalah kegunaan sumber yang dapat dinikmati secara optimal.
  • Netral Gender adalah kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak pada salah satu jenis kelamin.
  • Indikator adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan.
GAP dibuat dengan menggunakan metodologi sederhana dengan 8 (delapan) langkah yang harus dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:
  1. Tahap I Analisis Kebijakan Responsif Gender; tahap ini diperlukan karena secara umum kebijakan, program, proyek dan kegiatan pembangunan selama ini masih netral gender (didasarkan pada asumsi bahwa pembangunan memberikan manfaat dan berdampak sama kepada perempuan dan laki-laki)
  2. Tahap II Formulasi Kebijakan yang responsif Gender
  3. Tahap III Rencana Aksi yang Responsif Gender
 Langkah-langkah dalam Model GAP adalah sebagai berikut :
A. Langkah-langkah pada tahap pertama :
  1. Mengidentifikasi tujuan dan sasaran kebijakan/program/proyek/kegiatan yang ada dari masing-masing unit sesuai tugas pokok dan fungsi. Apakah kebijakan/program/proyek/ kegiatan pembangunan telah dirumuskan dan ditetapkan untuk mewujudkan kesetaraan gender.
  2. Menyajikan data kuantitatif dan atau kualitatif yang terpilah menurut jenis kelamin sebagai data pembuka wawasan. Apakah data yang ada mengungkapkan kesenjangan atau perbedaan yang cukup berarti antara perempuan dan laki-laki.
  3. Menganalisis sumber dan atau faktor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan gender (gender gap) (a) akses yang sama terhadap sumber-sumber daya pembangunan, (b) kontrol terhadap sumber-sumber daya, (c) partisipasi perempuan dan laki-laki dalam berbagai tahapan termasuk dalam proses pengambilan keputusan (d) manfaat yang sama dari hasil atau sumber daya yang ada.
  4. Mengidentifikasi masalah-masalah gender (gender issues) berdasarkan keempat faktor penyebab terjadinya kesenjangan gender dengan menjawab 5 W dan 1 H. Apa masalah-masalah gender yang diungkapkan oleh faktor-faktor kesenjangan gender; dimana terjadinya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat publik; mengapa terjadi kesenjangan tersebut; apakah kebijakan/program/proyek/kegiatan pembangunan yang ada justru memperlebar kesenjangan, mempersempit kesenjangan atau tetap, dan apakah akar permasalahan.
B. Langkah-langkah pada tahap kedua :
  1. Merumuskan kembali kebijakan/program/proyek/kegiatan yang reponsif gender. Dengan mempertimbangkan hasil proses analisis gender yang dilakukan pada langkah 1 sampai 4 tahap pertama, sehingga menghasilkan kebijakan/program/proyek/kegiatan pembangunan yang responsif gender.
  2. Mengidentifikasi indikator gender (gender indicator) dari setiap kebijakan/program/proyek/ kegiatan dari langkah nomor 1.
C. Langkah-langkah pada tahap ketiga :
  1. Menyusun Rencana Aksi; yang didasarkan pada kebijakan/program/ proyek/kegiatan yang responsif gender dengan tujuan untuk mengurangi/menghilangkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Seluruh rencana aksi yang disusun sesuai dengan tujuan kebijakan yang telah responsif gender yang telah diidentifikasi dalam langkah 1 tahap 2.
  2. Mengidentifikasi sasaran secara (kuantitatif dan atau kualitatif) bagi setiap rencana aksi butir 1. Hasil identifikasi memastikan bahwa dengan rencana aksi tersebut mengurangi dan atau menghapus kesenjangan gender.

Sabtu, 16 April 2016

Kembali ke Malang [ Wirid Ngopi Bareng Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ]

Hari ke 2 di malang mendapat kesempatan berkunjung ke Rektorat UIN Maulana Malik Ibrahim, perjalan dari hotel savana tidak terlalu jauh menuju kampus UIN Malang. Gerbang besar menyambut kami di lingkungan kampus UIN Malang ini, Hall besar yang di tengah tengah terdapat maket masterplan UIN Malang menjadi vocal pointnya menyita perhatianku. Masterplan yang indah dengan memanfaatkan kontur bumi didaerah perbukitan menjadikan konsep pengembangannya terlihat rapi dan berkarakter, terlebih gedung gedung yang ada tampak dari atas membentuk tulisan arab Bismillah. Konsep yang smart dan berkarakter dan yang pasti implementasinya butuh waktu yang lama dan anggaran tidak sedikit. Lepas dari Maket mataku tertarik oleh magnet ornamen dinding yang menonjol, ya.. Pohon ilmu UIN Malang, melekat dengan kokoh di sisi kanan dan kiri dinding dalam gedung rektorat. Pohon ilmu ini beberapa tahun yang lalu rame menginspirasi ketua dan rektor di PTKIN membuat konsep keilmuan untuk lembaganya.

Setelah puas menikmati dan keindahan pohon ilmu itu padangan mataku bergeser ke arah kiri, terdapat seperangkat gamelan dan sebuah aquarium ikan yang besar. He.. he.. jadi pingin membuat suara dari gamelan itu, terlepas nanti suaranya bagus atau tidak, yang penting coba dulu.
Lagi asik asiknya memainkan alat musik yang jelas jelas suaranya gak jelas dan gak ada tangga nadanya, Seorang pria berusia matang menghampiri kami, ya beliau adalah rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. seorang pria kelahiran Blitar 1 Januari 1959 dengan ramahnya menyambut kami, padahal kami ada yang pakai kaos, ada yang pakai sandal hotel, tapi beliau dengan ramah mengajak kami masuk keruang rektor.

Gak akan nolak lah, kapan lagi bisa masuk ruang rektor, terlebih rektor UIN Malang yang jelas semua orang tahu kalau UIN Malang adalah salah satu PTKIN besar.
Sebuah ruangan yang besar dan luas dengan kursi tamu memanjang dan sebuah meja rapat di ujungnya, ya ini ruang rektor UIN Malang, besarnya kaya 1 ruang kelas. Sambil ramah tamah dan menghabiskan buah di meja tamu, pandangan mataku tertarik melihat meja kerja Pak Rektor, Inspiratif sekali.

 Meja besar dengan sebuah kursi dan di kelilingi oleh rak buku. Ini yang mungkin menghilangkan kesan angkernya, biasanya kalau masuk ruang pejabat kan kesan angker pasti dapat, tapi diruang ini aku tidak mendapatkannya, justru kesan wibawa dan akademiknya yang mendominan. Jadi dengan keramahan beliau dan ruangan seperti ini aku akan betah untuk berdiskusi dengan beliau, tapi karena batasan waktu yang berikan panitia akhirnya harus mengakhiri menikmati ruang yang indah ini. Pertemuan dengan pak rektor di akhiri dengan sesi foto bersama beliau. Ada sebuah kalimat yang tidak akan aku lupakan dari beliau, "Mas tato foto dikursi saya saja, ayo gak papa" tapi aku gak berani takut kualat, doanya aja prof semoga kesuksesan UIN Malang dan Prof Muji bisa menurun ke saya.

Terima kasih Prof Muji sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk lebih jauh mengenail beliau, dan terima kasih sudah berkenan foto dengan kaos wirid ngopi bikinan bangfu.
Selesai dengan beliau di ruangannya, sesi foto foto berlanjut di lobi gedung dan akhirnya perjalan di rektorat UIN Malang harus selesai.
Di halaman gedung rektorat aku dapat kejutan lagi, sahabat lama yang sudah gak pernah ketemu dari tahun 2007, di halaman rektorat ini kami dipertemukan. Mas Mufid, semenjak tahun 2007 hijrah dari IAIN Surakarta ke UIN Malang. Sekarang beliau menjadi pustakawan UIN Malang. Sukses terus mas mufid, pertemuan yang singkat tapi berkualitas. @Bandara Juanda Surabaya